Kamis, 06 Oktober 2016

#daripadamengemis, suatu lambang kekuatan dan mental kemandirian hidup


#daripadamengemis baru saya baca di salah satu posting teman di instagram. well, walaupun sepertinya tagline ini cukup pro kontra, saya terpancing ingin melihat dalam satu sisi bagaimana ekonomi suatu negara akan sangan menjadi kuat kalau semangat tagar #daripadamengemis itu dimiliki oleh semua orang yang ada di negara ini. Bukan mau berniat sombong, tetapi bukakah memberi bukan karena kita kaya atau banyak uang? dan meminta bukan karena kita miskin? Meminta adalah mental. Jujur saya salut dengan semua orang tua yang mau berusaha teteap survive terlepas dari apapun alasan dibalik itu.

Bayangkan, kalau mental seseorang adalah mental pemberi, maka akan tersetting dalam pikiran kita adalah bagaimana kita memiliki supaya kita memberi bukan? karena kita malu meminta maka kita akan bekerja? right? Mental yang demikian ini penting loh kita miliki agar kita memiliki prinsip kemandirian finansial.

Bekerja itu bisa apa saja asal halal. coba googling cerita inspiratif tentang orang tua yang mampu menyekolahkan anak-anaknya, dengan bekerja jualan bakso keliling misalnya. Jadi bekerja kan bukan soal branded perusahaan atau instansi atau lebih ekstrim usaha apa? tapi bekerja pada hakikatnya adalah menghasilkan uang halal, berapapun itu. Iya kan Moms?

Kalau saya perhatikan, kampanye #daripadamengemis ini memiliki sasaran positif. Selain menanamkan sikap positif untuk memberikan contoh ketegaran menghadapi kesulitan hidup tetapi juga mengingatkan kepada kita yang mampu untuk terus membantu. Apalagi emak-emak yang semacam kita punya waktu banyak untuk membaca, kemudian menjadi viral  lebih baik lagi ikut membantu membeli bukan memberi loh ya? dibanding dengan memberi mas-mas atau orang meminta yang msih muda dan secara fisik masih kuat bekerja, lebih ikhlas mana coba?

Ga usah jauh-jauh mencari contoh di Instagram, kalau teman-teman berdomisili di daerah Bintaro, pasti sering menemui para tuna netra berjualan krupuk bangka keliling yang per bungkusnya 12.000, jalan kaki loh sambil menawarkan dengan suara kencang. coba beli lalu sodorkan uang, mereka akan bertanya, ada kembalian ga? ini silahkan ambil sendiri? gimana ga melted coba perasaan mak-mak macam kita. nyesek campur malu, kalau mereka yang memiliki keterbatasan saja semangat buat jadi orang mandiri masa kita yang mampu dan diberi kesempatan lebih malas-malasan?a

walau jujur, ketika melihat orang yang sudah berusia lanjut masih harus bekerja sebenarnya hati saya miris. kadang terbersit juga pertanyaan soal keluarganya, anak-anaknya. tapi saya menghormati keinginan mandiri dari orang tua. Pernah saya bertanya kepada Ibu saya, kenapa harus capek-capek masih nyari orderan, kan padahal setiap bulan anak-anaknya sudah memberi uang cukup untuk jajan, beli baju, dll. Jawabannya simple,perasaan ingin tetap bermanfaat itu penting bagi orang tua. jadi saya sangat salut dengan para lansia yang sampai duduk lesehan menjaga dagangannya yang tidak seberapa. itu adalah contoh konkrit kemandirian ekonomi skala kecil.

Lalu sebagai anak muda, apa yang bisa kita lakukan dan memang harus dilakukan untuk membantu ekonomi sekeliling kita? tenang Moms, kita punya kewajiban Zakat fitrah, zakat mal 2,5% dan shadaqah yang meudah-mudahan membuat kita mampu meringankan beban di sekitar kita.

Sebenarnya di agama Islam (maaf karena kebetulan saya muslim jadi saya menganalisa dari apa yang saya tahu), mengentaskan kemiskinan sudah diatur sedemikian rupa dengan adanya zakat dan shodaqoh. Bahkan di Al Qur'an sudah diatur dengan sangat jelas, bagaimana dan siapa yang berhak menerimanya sebagaimana yang tercantum pada ayat At Taubah 60:

http://warohmah.com/wp-content/uploads/2015/10/arti-attaubah-ayat-60.png 

Begitupun dengan shodaqoh disarankan dimulai dari kerabat terdekat terlebih dahulu, sebagaimana telah dijelaskan melalui Al Baqarah 215:

 Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. (QS Al Baqarah 215)

Mungkin kalau kita secara langsung memperbaiki keadaan bangsa ini susah ya bo.... but Moms, setidaknya kita bisa berbagi dengan sekitar. Syukur-syukur bisa memberikan pekerjaan bagi lingkungan sekitar.

Happy Friday Moms, Berkah terus ya rejekinya. Jangan Lupa Bahagia

With Love
Mama Mia