Minggu, 18 September 2016

Bekerja???? No!!! Saya sedang Jalan-Jalan dan Makan Enak

Salah satu yang paling menyenangkan dari sebuah perjalanan adalah mencoba makanan-makanan lezat. Whoalaa.... Jangan takut gemuk guys.  Melewatkan makanan lezat saat kita berkunjung ke suatu tempat baru adalah wajib. Nyesel kalau ga dilakuin! Ha-ha-ha
Indonesia dianugerahi berbagai macam suku yang tentu saja bukan hanya pakaian, bahasa, adat-istiadat, dan rumah saja yang membedakan. Masakan juga pasti berbeda. Semakin ke barat, masakan Indonesia semakin berkuah kental, banyak menggunakan santan kelapa. Di Aceh ada mie lidi dan es timun yang enak, Medan terkenal dengan seafoodnya, Padang dengan nasi Kapau, Palembang dengan empek-empek dan kuah kuning, Lampung dengan seruit, Jakarta dengan soto Betawi, Jawa barat dengan nasi ulam dan cendol Elizabeth nya, Manado dengan bubur, rica-rica, Balikpapan dengan kepiting soka yang uendesss, dll. Dan semuanya enak. Keren kan?

Yang membuat saya bersyukur dalam pekerjaan saya selain fasilitas yang diberikan oleh perusahaan, juga karena sejak bergabung di sini 9 tahun lalu, berbagai daerah di Indonesia sudah saya kunjungi. Jalan-jalan dalam rangka pekerjaan sekalian Travelling gretongan alias gratis. Hal yang melelahkan tapi sangat menyenangkan. Mengunjungi banyak daerah membuat saya memiliki kesempatan untuk mencicipi makanan-makanan lezat yang langsung membuat saya jatuh cinta saat pertama kali mencecap di lidah. Nyammmm sluurrrppp...

Tahun 2010 saya akhirnya berkunjung ke Palembang. Menikmati jembatan Ampera yang membelah sungai Musi di malam hari sambil melihat lampu-lampu warna warni. Awalnya saya agak kesulitan saat mencari makan di sini. Sarapan yang ditawarkan semua tempat tekwan, model, empek-empek, dan mie celor. Mati kutulah, maklum saya orang Jawa tulen yang biasanya sarapan nasi. Belum makan nasi masa udah makan cuka???? Ha-ha-ha ternyata, saya menyukai empek-empek!! Makanan yang terbuat dari tepung tapioka dan ikan tengiri ini, menyajikan rasa yang unik. Kenyal tetapi ketika digoreng tidak keras. Rasa empek-empek yang kenyal renyah di padu dengan kuah cuka pedas terasa segar. Terdapat beberapa varian seperti kulit, lenjer, kapal selam, adaan atau lenggang.  Bukan hanya di goreng seperti yang selama ini lebih sering saya makan di jakarta, empek-empek versi asli juga ada yang menyajikannya direbus seperti empek-empek keriting, atau dibakar seperti empek-empek lenggang. Enak mana??? Uiihhh semuanya endesss cynnnn.... sekali makan bisa sampai 5 buah empek-empek ludes di mangkuk saya, diakhiri dengan seruputan cukanya...slurrpppp...widiiewww nikmatttt....

Sebenarnya, kalau menurut saya empek-empek lebih seperti makanan cemilan. Tetapi di palembang, empek-empek seperti makanan pokok. bahkan orang palembang biasa menyimpan cuka sampai segentong. Waduh!!!! Di Palembang, pedagang empek-empek keliling pun enak bangeettt rasanya. Setiap ke sini, pasti saya mampir ke Vico buat beli oleh-oleh. Mama saya juga jatuh cinta sama makanan satu ini. sejak saya bawakan dulu.


Kalau di Sumatra jatuh cinta sama makanan kenyal, di Jawa saya justru jatuh cinta dengan nasi liwet Semarang. Ya jelaslah nasi...kan lagi di Jawa hehehe. Lalu apa bedanya dengan nasi liwet solo? hampir mirip tapi sensasi tempat makan di ngaliyan yang membuat saya merasa makan semakin nikmat. Makan nasi liwet Ngaliyan Semarang itu berbeda. Disajikan dengan pincukan daun pisang, nasi yang diliwet disiram dengan sayur santan kental pepaya, telor pindang dan ayam suwir lalu di makan lesehan di trotoar pagi buta sangat menyenangkan. Saya jatuh cinta dengan rasanya. Gurih... Murah pula. Seporsi hanya 7.000. Waktu bayar sampai 2 kali saya mengulang pertanyaan berapa Bu? Takut salah dengar. Hehe...


Sumatra sudah, Jawa juga sudah. Makanan ketiga yang membuat saya jatuh cinta berasal dari Makasar!!! Coto!!! Wuihhhh daeng...nikmattt banget makan Coto pakai buras... Makanan di Makasar rata2 terbuat dari daging dengan kuah kental tetapi tidak beraroma kari. berbeda dengan daging berkuah di tempat lain di Indonesia, coto tidak menggunakan santan tetapi menggunakan kacang dan di sangrai. tapi kok bisa agak kental, menurut informasi dari teman-teman saya, air yang digunakan adalah air bekas cucian beras atau dalam istilah biasa disebut air "leri".  Kuahnya segar apalagi kalau diberi tetesan jeruk limau... Coto disajikan dengan pendamping buras atau biasa kita sebut ketupat. Tapi buras di Makasar lembut dan bentuknya tidak besar-besar. Daging yang empuk, kuah yang segar, dan buras yang lembut dan dengan seporsi es pisang hijau. Perfect!!!


Saya bersyukur terlahir di Indonesia yang memiliki keanekaragaman yang mungkin tidak dimiliki oleh negara lain. Pemandangan yang luar biasa, budaya yang beraneka ragam tentu saja menjadi kebanggaan sendiri bagi kita.

Jangan takut untuk melihat keluar. Banyak hal yang akan kalian syukuri ketika sudah menjejakkan kaki di tanah orang. Sebelum menikah pergilah kemanapun kalian suka, nanti akan menjadi cerita kepada anak-anak kita. Indonesia ini luar biasa!!!

Selalu bahagia, keep spirit

With love
Mama mia

5 komentar:

  1. perfect.. pengalaman luar biasa dan kuliner luar biasa;)

    BalasHapus
  2. perfect.. pengalaman luar biasa dan kuliner luar biasa;)

    BalasHapus
  3. wah mbak, enak banget kerjaanmu bisa bikin keliling Indonesia.. dari 3 makanan tadi ada kesukaanku juga, pem-pek n cotto makassar.. yumm..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha...kan keliling kerja nne. Bukan jalan-jalan jadi beda nikmatinnya. Flight paling pagi pulang flight terakhir. Buru-buru. Jadi cuma bisa jam makan siang buat hunting pengalaman makan

      Hapus